
Ratusan
warga “Israel” berkumpul pada Sabtu malam (29/11/2014) di depan kediaman
Netanyahu, sebagai protes terhadap Rancangan Undang-Undang “Negara Yahudi” yang
dia usulkan Minggu lalu, sebagaimana dilansir PNN. Netanyahu juga
terancam impeachment atas tindakannya mengusulkan RUU yang
diskriminatif, agresif, dan rasis.
Kumpulan
massa terdiri dari warga “Israel” sayap kiri dan anggota gerakan Peace Now.
Polisi melaporkan bahwa para pengunjuk rasa membawa poster yang mengutuk RUU
Netanyahu karena dengannya demokrasi dinilai hanya berfungsi untuk orang-orang
yahudi saja, sementara ada warga non-yahudi di “Israel”.
Sementara
Netanyahu mengklaim bahwa rancangan tersebut demi membawa keseimbangan
karakteristik yahudi dan demokrat “Israel”. Peace Now mengatakan draft
mewujudkan “nasionalisme, rasisme dan agresi”.
Para
demonstran khawatir bahwa RUU itu akan mendiskriminasikan minoritas seperti
orang Arab serta membahayakan demokrasi.
Surat kabar
“Israel” JPost melaporkan bahwa pemimpin oposisi, Isaac Herzog dari
Partai Buruh meminta Netanyahu untuk mengundurkan diri atau akan dilakukan impeachment.
“Anda berbicara lebih banyak dan lebih banyak tentang kebangsaan untuk
menghindari mengatasi ketidakmampuan masyarakat untuk membeli perumahan,”
katanya kepada Netanyahu pada Sabtu (29/11).
Isaac Herzog
mengatakan bahwa dirinya berani membuat pemerintahan baru jika Netanyahu
“diimpeachment”, sebagaimana dilansir MEMO pada Senin (1/12).
Sementara,
PM Palestina Dr. Rami Hamdallah setelah pemungutan suara mengatakan bahwa RUU
itu membuka jalan bagi hukum yang lebih diskriminatif, terutama dengan
penyebaran ekstremisme dan rasisme di “Israel”, di samping kebijakan yang
digunakan oleh otoritas pendudukan “Israel” terhadap Palestina, khususnya di
Yerusalem menyerukan organisasi internasional mengganggu sanksi “Israel” dan
membuatnya mengikat hukum dan hak asasi manusia konvensi internasional.
Pemerintah
“Israel” masih bersikeras dengan hukum yang diskriminatif baru, seperti yang
diusulkan baru-baru ini oleh Perdana Menteri Benjamin Nataneyahu. Itu
menunjukkan provokasi “Israel” atas legalisasi pembunuhan, penghancuran rumah,
penarikan kartu identitas, diskriminasi pekerjaan dan berbagai kebijakan
“Israel” terhadap Palestina.
(adibahasan/arrahmah.com)
0 komentar:
Posting Komentar